Tuesday, January 5, 2016

Tentang Royalti | Catatan 1

Kira-kira dua minggu lalu, saat mempromosikan novel saya, "Tewasnya Gagak Hitam" (TGH) di Facebook, beberapa teman bertanya, mengobrol dengan saya tentang dunia tulis-menulis. Beberapa di antaranya adalah obrolan tentang royalti. Seorang teman bertanya: "Berapa penghasilan yang kau dapatkan dari menulis novel itu?"

Saya pun menjelaskan bahwa banyak penerbit di Indonesia yang mematok royalti sebesar 10% dari harga jual buku. Setahu saya, royalti menulis buku pelajaran yang lebih kecil—sekitar 7,5%. Ambil contoh, novel TGH dijual seharga Rp48.000,00. Royalti untuk satu buku yang terjual adalah Rp4.800,00. Tapi itu masih dipotong pajak sebesar 15% sehingga hasil akhirnya adalah Rp4080,00. Novel itu dicetak 3000 eksemplar. Jadi, kalau novel itu terjual semua, royalti penulis adalah Rp12.240.000,00. Namun, nasib karya tak jarang sulit ditebak. Kalau tidak laku penerbit bisa tekor; tapi kalau laku keras bisa dicetak ulang berkali-kali. Makanya, nasib penulis dan pengarang sangat beragam.

Seperti teman saya, mungkin juga ada yang bertanya: mengapa royalti untuk penulis hanya 10%? Itu terjadi karena ongkos terbesar di dalam suatu penerbitan buku adalah distribusi, lalu cetak buku. Mendistribusikan buku ke seluruh Indonesia tentu perlu berbagai macam biaya, berbeda kalau menjualnya secara langsung setelah terbit kepada (calon) pembaca—lewat situs internet yang dibuat sendiri, misalnya.

Dari seorang kawan saya pernah mendengar, ongkos distribusi buku memakan porsi 40% sampai 50% dari harga buku. Selain itu, penerbit perlu pemasukan untuk perusahaan; juga membayar editor, desainer sampul buku, dan layouter. Dari seorang kawan yang pernah mengelola penerbitan, sebuah buku umumnya dijual dengan harga lima kali ongkos cetaknya. Ia pun memberitahu perhitungan biaya penerbitan buku sebagai berikut:

20%: ongkos cetak buku (buku lalu dijual dengan harga lima kali ongkos cetak)
50%: ongkos distribusi buku dan komisi toko buku
20%: pemasukan penerbit
10%: royalti penulis

Demikian, selamat pagi, selamat ngopi bagi yang suka ngopi. Semoga catatan ini kurang bermanfaat—sehingga anda ingin membaca lebih banyak catatan saya lainnya, juga catatan atau tulisan orang-orang lain. :-)

2 comments:

Terima kasih sudah membaca, apalagi sampai mau berkomentar. Semua komentar akan saya usahakan tanggapi balik.