Tuesday, January 26, 2016

Pengakuan | Catatan 4

 

Rasanya semua penulis akan sepakat dengan saya, mereka tidak pernah melupakan kali pertama mendapatkan uang dari hasil menulis, atau cerita pertama yang mereka karang. Begitu juga dengan Stephen King, penulis cerita misteri kenamaan. Waktu masih kecil ia mengarang cerita tentang seekor kelinci bernama Mr. Rabbit Trick. Mr. Rabbit Trick memimpin empat binatang ajaib yang pergi berkeliling dengan sebuah mobil tua, memberi pertolongan kepada anak-anak kecil.

Stephen menyerahkan cerita itu pada ibunya. Ibunya terkesan dengan apa yang ditulisnya, memberikan pujian setelah benar-benar menyimak ceritanya. Ibunya berkata akan membayar Stephen kecil 25 sen untuk sebuah cerita yang lain. Ia pun mengarang empat cerita lagi dengan tokoh yang sama, Mr. Rabbit Trick. "Empat cerita. Dua puluh lima sen sebuah. Itulah uang pertama yang kuhasilkan dari bisnis ini," demikian tulisnya dalam buku memoarnya yang tersohor, On Writing.

Ini bukan soal anak yang mata duitan, atau ibu yang secara tidak langsung mengajarkan anaknya menjadi mata duitan. Ini justru keberuntungan Stephen kecil memiliki ibu yang menghargai jerih-payahnya, mengakui ada ‘sesuatu’ di dalam karyanya. Di kemudian hari, Stephen terus membuat cerita, walaupun perjalanan menulisnya tidak mulus. Dalam memoarnya, Stephen bercerita menumpuk-numpuk surat penolakan yang diterimanya dari berbagai media cetak. Sambil menulis, ia menjadi guru honorer di sebuah sekolah. Karirnya sebagai penulis baru meroket sejak novel Carrie diterbitkan.

Kisah Stephen King mirip dengan Malcolm Gladwell. Dalam bukunya berjudul What a Dog Saw, Malcolm Gladwell bercerita bahwa setelah tamat kuliah, ia pernah mengalami penolakan yang mencengangkan. Dia melamar kerja ke delapan belas perusahaan iklan, dan semuanya menolaknya. Delapan belas surat penolakan itu ia gantung di dinding kamarnya. Belakangan, ketika mencoba peruntungan sebagai penulis, ia mulai menemukan dunia yang mengasyikkan. Apa yang ia kerjakan, diakui.

Tidak banyak orang siap dengan penolakan, ingin segera diakui. Penolakan dapat diartikan sebagai suatu anggapan remeh pada diri atau kemampuan seseorang. Banyak orang suka dipuji berlebihan; tapi tidak suka diremehkan, walaupun diremehkan bisa membuat seseorang lebih tahan banting. Dan, dipuji berlebihan pun dapat berakibat buruk. Orang yang keseringan dipuji mudah besar kepala, orang yang terlalu diremehkan bisa kehilangan gairah.

Tiap orang bebas menentukan sikap atas segala yang ditujukan kepadanya. Yang perlu disadari: pengakuan datang dengan sendirinya. Yang lemah akan disebut lemah, tapi yang lemah dapat berubah kuat.  


(Gambar dari blastr.com)